Sabtu, 25 Oktober 2014

tandur tandang, apa itu?

tandur = (b. Jawa, menanam)
tandang = (b. Jawa, bekerja)

Kalau kita menanam jenis tumbuhan, kita pun harus bekerja merawatnya agar hasilnya bisa optimal.
Agar tak sia-sia jerih payah kita ketika menanamnya.
Sekalipun tumbuhan itu dapat berproses tanpa campur tangan perawatan manusia (baca : alami), menunggu panennya tentu tetap memerlukan waktu. Nah, apakah setelah menanam, kita tidak melakukan apa-apa dalam menunggu panennya? tentu tidak kan? kita tetap harus melakukan pekerjaan yang lain. Apakah merawatnya, apakah menanam yang lain, atau hal lain lagi.

Demikianlah filosofi tandur tandang ini. Bar nandur, ya tandangono… (agak sulit terjemahan Indonesianya).
Demikian juga dengan dunia usaha…
menanam benih, bisa diartikan dengan memulai sebuah usaha. Jika sudah dimulai, tentu tidak bisa berjalan dengan sendirinya tanpa ada proses bekerja. Bekerja berupa upaya menjalankan usaha tersebut sampai sukses, sampai panen, sampai tidak perlu kerja lagi, tapi panennya terus menerus.

Proses itu sendiri tidaklah mudah dan cepat. Butuh waktu, butuh energi, pemikiran, tenaga, keringat bahkan air mata. Tapi percayalah, di dalam proses itu banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik hikmahnya untuk memperkaya kebijaksanaan pelakunya.

#selfreminder

Jumat, 24 Oktober 2014

DEMI WAKTU

Tak terasa, kita telah menghabiskan banyak waktu dalam kehidupan ini.
Waktu terus berjalan, bahkan bagi beberapa orang yang sibuk, waktu terasa berlari.
Akan tiba saatnya waktu itu habis untuk dijalani lagi.

Hari ini, 1 Muharam 1436 H.
Rasanya baru kemarin saya membuat life's mapping, sebuah peta hidup yang saya rancang sendiri untuk setahun, dua tahun, tiga tahun, lima tahun dan sepuluh tahun ke depan. Saya membuatnya tepat setahun yang lalu, 1 Muharam 2435 H. Ternyata setahun berlalu begitu cepat.

Pagi ini, saya mereview tulisan di life's mapping di laptop. Beberapa target belum tercapai, tapi beberapa yang tak tertargetkan justru telah terealisasi. Tak lupa bersyukur untuk semuanya.
Kita dikaruniai jatah waktu yang sama setiap hari. Selalu berharap setiap helaan nafas dilewati dengan kebaikan.

Demi waktu juga, sungguh blog ini sudah terabaikan lama sekali.
Duuh, sedikit malu bertengger di hati… mengaku profesi sebagai penulis, tapi tak juga disiplin menulis di blog ini. Makanya, salah satu yang penting adalah manajemen waktu. Bagaimana kita mengatur waktu kita untuk urusan yang tak akan habis-habisnya.

Tulisan ini hanyalah self reminder untuk pribadi saya sendiri. Namun, jika bermanfaat bagi yang lain, saya akan menjadi pribadi yang sangat beruntung.
Satu hal juga, semoga kerendahan hati senantiasa kokoh menjadi benteng yang menjaga ibadah kita agar tak menjadi kesia-siaan.